Lintas Budaya Sepakbola Piala Dunia

Karya ilmiah populer : antropologi piala dunia

Tulisan di bawah ini merupakan makalah dari mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang diposting berbarengan dengan momen piala dunia sepakbola di Brasil 2022.


                                                                             source : pixabay


Lintas Budaya Sepakbola Piala Dunia

Pendahuluan

Sepakbola disebut sebagai olah raga nomor satu di dunia. Permainan ini menarik minat mayoritas penggemar olah raga hampir di semua negara. Satu pengaruh dahsyat sepakbola adalah mampu menggerakkan massa bahkan menjadi budaya utama sebuah negara, membuat orang-orang mengabaikan tradisi lamanya, melupakan sejenak rutinitas dan jadilah sebuah kebudayaan baru yang menyatukan perhatian masyarakat dunia yang berbeda-beda dalam budaya sepak bola. Piala dunia merupakan perhelatan akbar sepakbola yang membuat banyak penduduk dunia ‘gila bola'. Turnamen empat tahunan yang menyihir secara psikis untuk begadang, mempertemukan banyak orang, hingga menggairahkan perekenomian. Mengapa sepak bola begitu berpengaruh ?

Hakekat Sepakbola

      Sepakbola sejak awal adalah sebuah permainan biasa dari sebuah kebiasaan ‘menendang’ anak laki-laki. Dengan berkumpulnya banyak pemuda kemudian menjadi sebuah pertandingan. Dari pertandingan ke pertandingan melahirkan banyak tim dan perkumpulan (klub), sepakbola akhirnya resmi menjadi cabang olah raga. Seiring berjalannya waktu berkembang menjadi pesta akbar seperti piala dunia. Ada yang mengatakan sepakbola berubah dari olah raga menjadi karya seni. Total football, catenaccio, kick and rush, hingga jogo bonito melahirkan banyak seniman seperti Van Basten, Dino Zoff, Maradona, dan Pele (seperti pelukis). Di masa damai sepakbola disusupi nilai-nilai filosofis sedangkan di masa perang (termasuk perang dingin dan urat syaraf) menjadi simbol idealisme negara. Di masa kini dan yang akan datang ‘mainan’ ini menjadi industri dari beragam bisnis. Sepakbola hanyalah sebuah permainan, jangan diambil hati.

Sepakbola dan Benturan Sosial Budaya

Hampir sulit dijelaskan mengapa sekumpulan manusia menjadi sangat fanatik (ekstrimis) terhadap sebuah tim. Anggapan bahwa anda tidak mengerti perasaan mereka. Sepakbola adalah tentang harga diri. Tentu saja mereka berlebihan. Berikut sejumlah unsur yang terlibat, hal-hal yang memungkinkan terjadinya benturan sosial budaya dalam persepakbolaan. :

-   Sentimen kedaerahan

Di negara seperti Indonesia ada-ada saja perbedaan antara fans/suporter khususnya perbedaan propinsi dan kabupaten. Tidak pernah tak ada konflik atau pun kesalahpahaman. Biasanya hanya sampai di tingkat caci maki dan sesekali melempar. Tapi mendadak kerusuhan pecah dan korban berjatuhan. Hanya perbedaan warna kostum dan perbedaan jarak dalam satu negara, hal sepele dan ‘bercanda’ yang berlebihan mengakibatkan sesuatu yang tidak bertanggungjawab.

-   Tradisi lokal dan dunia

Olah raga telah menjadi agama dan sepakbola khususnya. Agama yang satu ini telah menyatukan beragam tradisi lokal bahkan melintasi seluruh perbatasan dunia demi satu ajang bergengsi Piala Dunia.

-    Nasionalisme semu

Ini adalah contoh bagaimana permainan disusupi oleh idealisme sempit. Sebuah permainan menjadi tidak sehat hanya karena perbedaan batas-batas imajiner negara. Mereka bisa memiliki keyakinan yang sama secara prinsip harus diadu domba oleh sebuah permainan.

-    Rasis dan rasisme

Kita harus dapat membedakan antara rasis diskriminatif sebagai idealisme faktual dengan rasis sebagai kecenderungan psikis walaupun sulit membedakannya. Paham rasisme menunjukkan bahwa suatu ras manusia berada pada status kelas sosial yang lebih tinggi dari ras lainnya, yang terwujud dalam kebijakan diskriminatif suatu negara. Sistem rasisme pasti akan menunjukkan sikap rasis sedangkan perkataan rasis tidak selalu mewakili paham rasisme. Sebagai contoh seorang fans menyebut seorang pemain ‘si hitam’. Terkadang penyebutan tersebut hanya berupaya mengindentikkan kesan terluar yang berbeda serupa menyebut teman gemuk ‘si gendut’. Asosiasi itu terbatas sebagai perilaku tidak dewasa atau seburuk-buruk penghinaan, dan belum tentu rasisme. Khusus gestur atau ucapan supporter menyamakan orang dengan hewan kera, maka itu tergolong rasisme (teori seleksi alam). Secara singkat perbedaan rasis dan rasisme terletak pada ada tidaknya diskriminasi. Sesungguhnya segala perbedaan (pluralitas) bukan penyebab intimidasi dan diskriminasi melainkan karena oknum yang bersangkutan kurang terpelajar atau kesalahan pendidikan. Tim penuh warna pasti akan menyadari jika bermain kompak, siapapun dapat membantu memenangkan pertandingan.

-   Kesebelasan kosmopolitan

Satu hal positif dari sepakbola adalah menggabungkan berbagai keanekaragaman orang dalam satu tim, saling mengenal dan bekerjasama. Seorang manusia bisa memahami orang lain berbeda dengan dirinya dengan menyadari bahwa dirinya juga berbeda dari orang lain tersebut. Lintas budaya persebaran pemain sepakbola ke berbagai wilayah di dunia akan membantu peduduk dunia memahami satu sama lain dan bekerja sama sementara tetap mempertahankan prinsip hidup masing-masing. Ini akan mencegah ras dan warna kulit tertentu mempertahankan komunitas tertentu –dalam negara tertentu- dan tidak menerima ras dan warna kulit lain.


Realitas budaya Piala Dunia

Sepakbola begitu menyihir dan penduduk dunia tersihir secara sadar oleh piala dunia. Beberapa faktor yang meningkatkan aspek sosial budaya tiap ajang piala dunia digelar :

1. Era Digital

Faktor utama yang membuat daya tarik sepakbola dan piala dunia adalah media elektronik moderen. Siapa menguasai media, dia menguasai dunia. Sepakbola telah mendominasi acara dengan siaran langsung televisi dan selalu menghiasi kolom media cetak sehingga menjadi olahraga terpopuler dari jalan-jalan perkotaan hingga lapangan kampung. Piala dunia membuat kepala negara mempersingkat rapat dan orang miskin melupakan kemiskinan. Media massa membuat sepakbola ditonton lewat layar kaca di seluruh dunia.

2. Dunia Bisnis

Sepakbola menjadi salah satu sektor perekonomian mulai dari pengusaha, pelatih, pemain, hinnga calo tiket. Permainan ini sudah semestinya dikelola oleh dunia bisnis dan bukan semata-mata dipelihara oleh pemerintah lokal yang menguras anggaran. Piala dunia menggairahkan bisnis besar hingga menghibur pedagang kecil di pinggir jalan.

3. Arus Mudik

Pertandingan sepakbola memperte4mukan orang-orang berlatar belakang ekonomi dan status sosial yang berbeda dalam satu tempat yaitu stadion dan sekaligus memisahkannya dalam tribun VIP dan ‘yang biasa’. Piala Dunia mempertemukan penduduk dunia dari latar belakang budaya yang berbeda dalam satu negara tuan rumah. Menunjukkan kemajemukan kepada seluruh dunia

 

Penutup

Kini sepakbola telah menjadi kebanggaan sebuah negara hingga ke pelosok daerah. Ekses negatif dari sepakbola adalah kenyataan walaupun berbagai slogan mengatakan hal lain. ‘Fair Play’ atau ‘Sepak Bola Menyatukan Kita” sering tidak sesuai dengan fakta. Solusi dari dampak negatif sepakbola adalah menikmatinya sebatas permainan dan bisnis bukan memihak salah satu tim karena fanatisme sempit dan perjudian.

Retorika lain seperti “Sepakbola bagian dari kehidupan, sepakbola digunakan untuk membangun masyarakat” Kemiskinan menyebabkan orang-orang menerima ide positif apapun yang dapat mengangkat kehidupan ekonomi mereka. Negara modern menawarkan sepakbola untuk mengalihkan perhatian mereka dari penderitaan, memberi mereka mimpi – mimpi hingga segelintir warga dunia berhasil mewujudkannya, menjadi pesepakbola kaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketanahairan dan Kebangsaan

Semiotika Ofensif