Logika, Penalaran dan Tesis


Terdapat kebingungan dalam pendefinisian antara penalaran deduktif dan induktif (soal khusus ke umum dan sebaliknya) dengan pemberian contoh yang mewakili tiap pendekatan sering tidak mewakili bahkan terbolak-balik. Pendekatan induktif itulah sebenarnya yang disebut dialektika sedangkan pendekatan deduktif merupakan pencarian kesamaan.


Alur berpikir umum-khusus dan khusus-umum itu simplifikasi yang tidak tepat karena terjebak ke dalam logika klasik lingkungan terisolasi misalkan pada matematika. Dalam realitas, hakikatnya tidak ada pemilahan. Secara alami segala urusan terhubung berpadu sehingga cuma satu arah : khusus ke umum saja yang benar, sedangkan umum ke khusus biasanya sebuah silogisme langsung (biasa terjadi pada penyimpulan gegabah). Pembedanya terletak antara penggabungan berbagai perbedaan agar saling melengkapi atau memilih penyatuan berdasarkan kesamaan.


Buah dari penalaran adalah tesis. Tesis sebagai pernyataan umum, tidak butuh penjelasan lebih lanjut (contoh?). Ia biasanya kuantitatif dan untuk mengecek kebenarannya tinggal menghitung (hasil terbaik ialah mengecek semuanya).


Tesis dalam pengertian khusus* (argumentasi) harus kualitatif dan untuk menghindari debat kusir, data kuantitatif tadi harus menjadi bagian dari kesimpulan mencapai level common sense. Oleh karena itu, metode kuantitatif itu metode kualitatif juga


Cara menilai tesis kualitatif kurang lebih sejalan dengan logika umum : 

1. Tesis

2. Ukuran/indikator kebenaran tesis

3. Kesimpulan yang berhubungan dengan tesis

Data kuantitatif dan metode kualitatif berpasangan satu kesatuan dalam struktur argumen di atas.


Jadi logika umum, pendekatan, dan metodenya selalu searah. Misalkan ke kanan saja (tujuan) dan arus balik tidak sama dengan refleksi.


to be contiuned....



*Ch. Yt. Cania Citta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Waktu : Akal dalam Kecepatan Cahaya

Filsafat Bahasa