Postingan

Debat tentang Cocokologi

Gambar
pxhere.com Sungguh rasa percaya memerlukan syarat Ilmiah paling sederhana yaitu adanya pengamatan terhadap mukjizat. Objektivitas* diperoleh dengan misalnya menghadirkan minimal tiga orang saksi, dokumentasi (pencatatan, pengambilan gambar, rekaman, dll.), observasi ulang dst. Keimanan itu tidak bisa diubah -ketidakpercayaan atheis hingga agnostik sekalipun- sampai ada hasil penelitian ulang lain yang sanggup membantah iman bersangkutan (falsifikasi). Meskipun sains dari hari ke hari mumpuni meningkatkan ketelitian, ia selalu dibatasi cakrawala sementara mukjizat Al Quran dengan kearifan sederhana memprediksi dan menyebut hal-hal yang belum disibak oleh penemuan. Bukankah akurasi sains itu diperlukan untuk mengukur memastikan kebenaran firman dan nubuwah nabi? Dari konstruksi berpikir demikian, iman dan keilmiahan tidak bisa dipisah apalagi kemudian seiring waktu datang semakin banyak bukti** saintifik yang menjustifikasi keyakinan sebelumnya. Apa yang marak diperdebatkan ialah kelaya...

Logika, Penalaran dan Tesis

Gambar
Terdapat kebingungan dalam pendefinisian antara penalaran deduktif dan induktif (soal khusus ke umum dan sebaliknya) dengan pemberian contoh yang mewakili tiap pendekatan sering tidak mewakili bahkan terbolak-balik. Pendekatan induktif itulah sebenarnya yang disebut dialektika sedangkan pendekatan deduktif merupakan pencarian kesamaan. Alur berpikir umum-khusus dan khusus-umum itu simplifikasi yang tidak tepat karena terjebak ke dalam logika klasik lingkungan terisolasi misalkan pada matematika. Dalam realitas, hakikatnya tidak ada pemilahan. Secara alami segala urusan terhubung berpadu sehingga cuma satu arah : khusus ke umum saja yang benar, sedangkan umum ke khusus biasanya sebuah silogisme langsung (biasa terjadi pada penyimpulan gegabah). Pembedanya terletak antara penggabungan berbagai perbedaan agar saling melengkapi atau memilih penyatuan berdasarkan kesamaan. Buah dari penalaran adalah tesis. Tesis sebagai pernyataan umum, tidak butuh penjelasan lebih lanjut (contoh?). Ia bias...

Tanpa Waktu : Akal dalam Kecepatan Cahaya

Gambar
source : wikipedia Pengertian “waktu” sungguh terjwab berkat kemajuan sains (fisika dll.). Menalar perjalanan waktu terkait dengan tiga pertanyaan mendasar semua manusia : 1. Apa sebelum kehidupan manusia? 2. Apa gunanya ada dunia manusia? 3. Ke mana setelah hidup di dunia? "Manusia diberi waktu." Mungkin bisa berarti ruang direnggangkan melengkung, demi masa. Sebuah titik direkahkan (bigbang) agar manusia punya lebih banyak waktu belajar mencari ilmu dan menggunakan akalnya (keunggulan manusia dari makhluk lain). Matang dan bulat memutuskan  "Dan kami telah menunjukkan dua jalan." Al Balad 10 "Demi waktu, sungguh manusia berada dalam kerugian..." Al Ashr 1-2 Mengapa kiranya tetap diberi istilah dilatasi atau perlambatan waktu sedangkan pada 100% kecepatan cahaya, waktu tidak ada? Eksistensi manusia, kehidupan, dan alam semestalah yang terlalu lambat. Cahaya inderawi biasa di sekitar kita dan medium acuannya pastilah keseluruhan dunia ini. Ketiadaan ketik...

Permainan Emosi dalam Himpunan TSM

Gambar
Emosi : marah, takut, sedih, senang, puas, tenang, dll. Analisis berikut diterangkan menghadapi konteks TSM (terstruktur, sistematis, dan Massal/massif). Pada situasi normal, emosi manusia tumbuh seiring perkembangan usia dibarengi pembelajaran akan realitas. Namun, tingkat pengetahuan dan pemahaman orang-orang bervariasi di entitas pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara. Sesungguhnya kunci pengendalian terhadap perasaan manusia terletak pada mafahim terhadap realitas terluas. Artinya ia punya gambaran besar yang lebih lengkap pada permasalahan. Pengetahuan pada lingkungan r membentuk batas-batas emosional hingga kekuatan di luar kemampuan negara. Dengan pemahaman realitas di atas dunia (Akhirat lebih utama daripada duniaei), di mana pun posisinya (status sosial) apakah orang biasa buruh/tani, karyawan, pegawai, pejabat tinggi, atau konglo, seorang mukmin seharusnya mampu mengelola dan mengembalikan gelombang emosi yg tiada habisnya ke dalam diri. Karena R bukan batas ...

Filsafat Hukum

Gambar
Berdasarkan kausalitas versi Islam, perantara/konduktor terhadap akibat hasil/tujuan mengharuskan niat atau intervensi atas pengadaan perantara kepada tiap-tiap kejadian sehingga dibebani hukum. Dari abstrak singkat tersebut, secara keseluruhan sampailah kita kepada upaya pencarian pengertian dan hakikat "Kebenaran". Ia menghasilkan kaidah : benar pasti logis sedangkan logis belum tentu sebuah value (kebenaran, keadilan dll.). Kelogisan bagian dari kebenaran, dan tidak sebaliknya (arus balik). Kebenaran hakiki mensyaratkan sebab pasti sementara logis (masuk-akal) hanya memerlukan perantara yang secara pengalaman pernah runut (nyambung/beriringan).  Dalam aqidah pemikiran Islam (advance), Allah SWT-lah penyebab segala sesuatu. Anda mungkin pernah mendengar ucapan "Allahu a'lam". Acuannya punya kerangka serius. Tauhid kadang masih terdengar remeh. Anda pakai kata aqidah saja. Itu terdengar solid dan kokoh.  Di dimensi manusia, kehidupan, dan alam semes...

Filsafat Bahasa

Gambar
Sesungguhnya cara berpikir rasional mengandung  gaya-gaya bahasa majas yang disajikan berupa perbandingan/perumpamaan logis dengan logika dasarnya = kausalitas. Kekayaan kenyataan rasional berbayang-bayang tak terhingga, dan ada limit di sana. Ketika anda menemukan teorema/rumusan baru dalam logika klasik matematika, ia harus disandarkan kembali pada realitas empirik (intuisionistik), disandingkan dengan hasil pengamatan sebelumnya bersama perlengkapan pengukuran. Logika matematika artifisial salah satu bentuk ekspresi diantara berbagai macam bahasa semiotis yang berasal dari sikap mental (sebab alami bertujuan demi kepraktisan). Tentu beda dengan simbolisasi berbasis kejadian berulang sampai taraf "cocokologi". Lain semiotika lain pula simbolisme. Teori penanda dan petanda Saussure sering malah membingungkan hakekat bahasa. Pengetahuan sejarah menjadi amat vital menelusuri asbabun nuzul terbentuknya bahasa. Strukturalisme perancis (structuralisme and since) menampakkan kecen...

Ketanahairan dan Kebangsaan

Gambar
Saya terlalu sering mendengar istilah kebangsaan, sentimen yang kabur dan manipulatif. Seharusnya media mainstream memakai kata ketanahairan jika hendak mempersatukan warga negara. Kebangsaan itu mengacu kepada suku dan ras. Jadi kalau ada tokoh siapalah ngomong kebangsaan berarti dapat ditafsirkan dia sedang membicarakan kepentingan suku dan ras sebagai identitas diri atau kelompoknya. Teks sumpah pemuda pasti keliru soal berbangsa satu. Orang Indonesia berbangsa-bangsa bermacam suku bertanah air satu dan berbahasa resmi satu. Arti nation state menyesatkan pula. Sebutan negara bangsa lebih cocok untuk negara seperti Malaysia, Brunei, Arab Saudi, Israel, RRC dll. karena kepercayaan dan suku bangsa mereka dilebur dalam satu agama negara budaya sipil semisal melayu=islam. Di Tiongkok satu idiologi negara agama sipil berupa bangsa han=komunisme atheis. Amerika serikat bukan negara bangsa meskipun pemimpinnya menyeret-nyeret menjadi negara kulit putih. Itu negara patriot yang multiras dan...